1. Lembut dan solid
Dalam sebuah perdebatan Anda tidak perlu sampai meninggikan suara. Anda harus
dalam keadaan tenang terus-menerus. Semakin nyaring suara Anda, lawan Anda akan
lebih nyaring lagi – dan akhirnya hanya terjadi pertandingan berteriak. Dan
tentu saja, Anda tidak ingin terjadi kekerasan setelah itu. Anda dapat mencoba
untuk berbicara lebih tenang dibanding biasanya, agar Anda bisa menggambarkan
dengan lebih jelas bagaimana lawan-lawan debat Anda, dan juga
akan memberikan gambaran kepada lawan bahwa Anda seorang yang bijaksana. Sebuah
debat tidak dimenangkan oleh orang bersuara paling nyaring, tetapi perdebatan
dimenangkan oleh orang yang mampu memaksakan argumen-argumennya untuk diterima.
2. Tempatkan lawan di sisi kita
Ini merupakan cara yang baik untuk memposisikan lawan sebagai partner bukan
musuh. Suasana permusuhan akan tercipta dengan mudah apabila lawan berada di
seberang kita, sedangkan jika dia berada di samping kita secara psikologis dia
akan mudah untuk memberikan persetujuan. Ini adalah posisi yang kuat dalam
perdebatan.
Anda bahkan tidak perlu menggunakan sebuah fakta untuk mendapatkan
persetujuannya, sebagai contoh, Anda hanya perlu berkata “Saya yakin Anda
menyetujui pendapat saya ini bahwa …”. Secepat lawanmu setuju setelah –
biasanya ditandai dengan tidak bisa memberikan sanggahan yang berarti, Anda
sudah memenangkan sebuah pertempuran psikologis (psy battle).
Anda bukan lagi lawan baginya, tetapi sebagai teman. Teknik efektif ini telah
digunakan oleh para salesman yang pandai.
3. Jangan menyerang
Bukan cara yang baik apabila Anda dengan ribut mengatakan kepada lawan bahwa ia
salah – sebagai gantinya anda harus menunjukkan bahwa dia salah dengan
menggunakan sanggahan-sanggahan yang baik. Menyebut bahwa lawan Anda salah
hanya membuat lawan tertekan sehingga semakin menolak argumen
kita. Itu merupakan sebuah komentar yang subjektif. Sederhanalah dalam berdebat
dan tunjukan keinginan baik Anda. Sikap itu tidak hanya akan membuat Anda
kelihatan baik jika anda menang, tapi akan menunjukkan bahwa Anda adalah lawan
yang pantas sekali pun Anda kalah.
4. Janganlah menjadi tidak fair
Jangan pernah saling mengejek – usahakan sekali pun lawan Anda melakukan
terlebih dulu. Yang harus serang adalah argumentasinya, bukan orangnya. Semakin
cepat Anda mulai mengkritik lawan Anda, hal itu akan menjadi bukti bahwa Anda
sudah kehabisan jalan untuk mempertahankan pendapat Anda. Berbagai macam hinaan
dan sindiran adalah jalan yang pasti menuju kekalahan dalam sebuah perdebatan.
Jika lawan Anda sudah mulai kehilangan kendali dan mulai keluar dari alur debat
berarti Anda sudah dekat dengan kemenangan.
5. Tunjukkan hal-hal yang mendasar
Ketika adu argumentasi, kedua belah pihak perlu untuk bersepakat untuk memulai
debat dengan membahas kebenaran-kebenaran dasar – jika tidak, debat tidak bisa
berlangsung dengan baik, karena arah perdebatan menjadi tidak menentu. Sebagai
contoh adalah perdebatan bertema agama. Peserta debat harus sama-sama mengakui
bahwa Tuhan itu ada, kalau tidak perdebatan tidak bisa dilanjutkan, karena akan
memperbanyak poin-poin perdebatan. Semakin kecil ruang lingkup
perdebatan, semakin mudah diikuti oleh audiens dan semakin singkat
waktu dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan.
6. Kembali ke Pokok Materi
Ketika lawan Anda mulai kehabisan argumen, dia akan berusaha beralih ke topik
yang lain – dengan demikian dia berharap Anda terpancing untuk lari dari topik
sebelumnya dan membahas hal baru yang mungkin akan mengacaukan Anda. Ketika ini
terjadi, jangan teperdaya, segera kembali ke topik yang asli dengan segera. Jangan
memberi kesempatan kepada lawan Anda untuk lari ke topik-topik yang lain (tak
peduli bagaimana pun usahanya untuk mencoba) sampai Anda memenangkan topik itu.
7. Ajukan pertanyaan-pertanyaan
Ini disebut “metoda sokratik”. Ketika lawan mengemukakan sebuah “fakta”–
periksa lebih dalam fakta tersebut dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dirancang untuk mengungkapkan kekurangan-kekurangannya. Biasanya digunakan
pertanyaan-pertanyaan seperti: “Dapatkah Anda memberi saya satu contoh?”, “Cara
lain untuk melihat hal itu adalah …,apakah cara ini masuk akal menurut Anda?”.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan semakin menuntun lawan Anda kepada kebenarannya
– dan jika mereka jujur, mereka akan menyetujuinya. Sayangnya dalam banyak
debat yang sering terjadi adalah respon kemarahan karena lawan Anda menganggap
Anda sedang “berusaha bermuslihat” kepadanya. Tapi jangan khawatir karena hal
itu pertanda kemenangan Anda sudah dekat.
8. Tenanglah
Setelah membuat sebuah argumentasi yang kuat, biarkan lawanmu berbicara banyak
– terutama jika dia sudah kekurangan fakta-fakta untuk menentang Anda. Ia akan
mencerca dengan meraba-raba – memberi Anda berbagai senjata baru untuk
menyerang dia. Dia barangkali tidak rela kalah dalam waktu singkat dan ingin
menggiring Anda menjauh dari tema debat – sebenarnya sebuah kemenangan mutlak
untuk Anda. Banyak sebuah debat dapat dimenangkan oleh orang yang tidak
membantah sama sekali! Dari satu sisi, ini adalah sebuah metoda yang sempurna
untuk berada pada jalur Anda sendiri – ajukan permintaan Anda dan seketika itu
biarkan semua menjadi senyap. Hal ini biasanya membuat lawan menjadi sangat
gelisah (karena tidak ada seorang pun menyukai keheningan) dan lawan akan
dipaksa untuk keluar dari satu situasi yang menggelisahkannya itu.
9. Kenalilah fakta-fakta yang Anda ajukan
Jangan mengatakan bahwa sesuatu itu “benar” kecuali jika Anda benar-benar
mengetahuinya – itu disiapkan untuk membuktikannya jika perlu. Anda akan mudah
diserang kalau argumentasi Anda mengambang. Anda tidak usah berdebat kalau Anda
tidak bisa mengajukan fakta-fakta dan menguasai keseluruhan informasinya.
Apabila lawan Anda ternyata lebih mengetahui kebenarannya, Anda akan
“dibantainya”.
10. Ketahuilah di saat Anda mendapatkan pukulan
Jika anda mempunyai semua fakta untuk kembali atas anda, anda harus bisa
memenangkan argumentasi Anda jika lawan Anda jujur. Tetapi ada kalanya lawan
menjadi lebih baik dari Anda dan mereka berhasil menyudutkan Anda. Apabila itu
harus terjadi, jadilah seorang jentelmen dan berikan kemenangan kepadanya. Anda
harus selalu tampak lembut dalam kekalahan. Tidak ada hal yang lebih buruk
dalam perdebatan dibanding seseorang yang membantah hanya untuk mengacaukan dan
tidak mau mengaku kalah. Jadilah seorang ksatria yang mau mengakui kekalahan
Anda, karena di mata audiens Anda adalah pemenang sesungguhnya.
Tapi Wikimuers jangan khawatir, apabila Anda sudah melaksanakan dengan baik
saran-saran nomor 1 sampai dengan 9, saya yakin kemenangan sudah berada di
tangan Anda. Tetaplah memegang kendali dalam perdebatan, apabila Anda berhasil
mengendalikan situasi dan kondisi dalam perdebatan, Anda bisa dengan mudah
menjatuhkan lawan Anda.
Home » Unlabelled » 10 CARA MENANG DALAM DEBAT
Minggu, 16 Juni 2013
10 CARA MENANG DALAM DEBAT
Lihat juga Artikel dari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar